"Selamat Datang Di blogger M. Rozi""Mari Berkreasi untuk menambah pengetahuan"

Rabu, 27 Mei 2009

BIJI JARAK SEBAGAI BIODIESEL

A. Latar Belakang
Industri adalah barometer suatu Negara. Anggapan tentang keberhasilan suatu Negara, salah satunya diakibatkan oleh faktor industri. Negara maju mempunyai industri yang maju pula, demikian pula halnya dengan Negara miskin, maka bisa dipastikan pendapatan dari industri sangat kecil. Indonesia sebagai Negara berkembang sangat menyadari pentingnya industrialisasi. Ini sejalan dengan peran penulis sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang diharapkan dapat membantu pembangunan industri atau dengan kata lain industrialisasi di berbagai bidang dan lapisan social. Untuk mewujudkan hal tersebut banyak hal yang perlu diketahui oleh calon-calon Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL).

Salah satunya adalah harus mengetahui jenis komudity daerah masing-masing, karena pasca pendidikan nanti, mahasiswa TPL akan kembali kedaerah masing-masing, untuk itu penulis merasa perlu untuk menulis laporan ini. Salah satu hasil pengolahan pertanian dari daerah Kabupaten Lombok Tengan adalah Jarak Pagar yang mulai di kembangkan pada tahun 2005 silam yaitu dengan potensi lahan seluas 32.970 ha namun yang di targetkan hanya 24.700 ha.
Tanaman jarak pagar menghasilkan biji yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi, yaitu sekitar 30-50 %. Minyak yang di hasilkan dari jarak pagar sangat potensial untuk di manfaatkan sebagai bahan alternative. Sebagai perbandingan bahan baku minyak diesel adalah hidrokarbon yang mengandung 8-10 atom karbon per molekul. Sementara yang terkandung pada minyak jarak adalah 16-18 atom permolekul sehingga fiskositas minyak jarak lebih tinggi dan daya pembakarannya sebagai bahan bakar masih rendah. Oleh sebab itu agar minyak jarak dapat di gunakan sebagai bahan bakar (biodiesel) maka perlu dilakukan proses transesterifikasi.
Namun semua manfaat minyak jarak tersebut akan bisa di gunakan apabila kita bisa memprosesnya, namun hal inilah yang menjadi masalah, yaitu masyarakat masih sangat minim yang mengetahui bagaimana proses dan seberapa penting biji jarak ini untuk di kembangkan. Sehingga banyak di daerah pedalaman, pohon jarak biasanya di gunakan sebagai pagar halaman. Karena kekurangan pengetahuan inilah, maka penulis ingin mencoba untuk menjelaskan semua itu. Sehingga makalah ini penulis beri judul Studi Kasus “Kurangnya Pengetahuan Masyarakat Terhadap Minyak Jarak Pagar Sebagai Bahan Biodiesel”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis akan menarik beberapa batasan masalah yang akan penulis bahas pada pembahsan nantinya.
1. Bagaimana pentingnya pengembangan tanaman jarak bagi kehidupan manusia?
2. Bagaimana proses pembuatan minyak jarak menjadi biodiesel?
3. Bagaimana solusi yang ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut?
C. Tujuan
  1. untuk mengetahui prospek minyak jarak sebagai sumber bahan baku biodiesel.
  2. untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak.
  3. Untuk mengetahui pentingnya tanaman jarak dalam kehidupan manusia
BAB II
KEADAAN UMUM DAERAH DAN POTENSI PANGAN
A. Profil Kabupaten Lombok Tengah
LogoKabupaten Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Memiliki luas wilayah 1.208,39 km2 yang terdiri dari 12 kecamatan dengan Praya sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya sendiri berbatasan dengan Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Timur di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur. Wilayah utara yang terletak di kaki Gunung Rinjani merupakan dataran tinggi yang subur. Wilayahnya berupa dataran rendah dan wilayah selatan tampak perbukitan yang langsung berbatasan dengan pantai. Kabupaten ini pernah mengalami kekurangan pangan akibat kekeringan, namun sekarang tidak lagi berkat penerapan sistem gogo rancah dan pembangunan waduk. Waduk tersebut antara lain Batujai (Kecamatan Praya Barat), Dam Pengga (Kecamatan Praya Barat Daya) dan Dam Jelantik (Kecamatan Jonggat). Berkat waduk-waduk tersebut, pertanian di Lombok Tengah menjadi semakin bergairah. Sumber air ini dapat mensuplai pengairan sawah yang ada di seluruh kabupaten. Sektor pertanian memang masih menjadi penyumbang utama dalam kegiatan ekonomi kabupaten mengingat sektor ini memang berkaitan dengan sektor lain seperti sektor industri pengolahan. Industri kecil yang berkembang di wilayah ini sebagian besar tidak terlepas dari sektor pertanian. Kelompok industri yang berkembang meliputi industri hasil-hasil pertanian dan aneka industri logam, mesin dan kimia.Untuk jenis industri kecil, meliputi industri kerajinan, seperti kerajinan kayu, bambu dan rotan (tersebar di seluruh kecamatan di Lombok Tengah), kerajinan kulit (Kecamatan Praya Barat dan Praya), kerajinan gerabah (Kecamatan Praya Barat), Anyaman Ketak (Kecamatan Praya Timur) dan kerajinan logam (Kecamatan Praya Barat, Praya Timur, Kopang dan Pringgarata).Industri kerajinan kecil ternyata sangat menudkung perkembangan sektor pariwisata di kabupaten ini. Produk-produk yang dihasilkan seperti souvenir, perhiasan, mebel, kain tenun atau patung sangat diminati oleh wisatawan. Bahkan ada pula yang sudah mengekspor produknya ke luar negeri. Salah satu produk yang digandrungi oleh para wisatawan adalah tenun tradisional dari Desa Sukarara di Kecamatan Jongat, Desa Sade di Kecamatan Pujut dan Desa Pejanggik di Kecamatan
Praya.
Peta kabupaten Lombok Tengah
combined-5202-125.png

Tata Guna Tanah

Tabel 1 : tata guna tanah pada kabupaten Lombok Tengah
Tata Guna Tanah
Kampung/Permukiman
4,285.02
Ha
Industri
-
Ha
Sawah
62,332.23
Ha
Tanah Kering
-
Ha
Kebun Campuran
5,082.85
Ha
Perkebunan
5,120.18
Ha
Hutan
22,715.69
Ha
Semak, Padang Rumput
13,419.59
Ha
Lahan Kosong, Rusak
-
Ha
Perairan dan Lainnya
7,884.45
Ha

Ketersediaan Lahan

Table 2: ketersediaan lahan untuk perkebunan
No
Sektor/Komoditi
Luas Lahan/Potensi
1
Perkebunan: Cengkeh
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 37
2
Perkebunan: Jambu Mete
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,431
3
Perkebunan: Kakao
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 411
4
Perkebunan: Kelapa
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 16,752
5
Perkebunan: Kopi
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 1,179
6
Perkebunan: Lada
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 33
7
Perkebunan: Tembakau
Lahan yang Sudah Digunakan (Ha): 4,977

Profil Komoditi

Table 3 : profil komuditi kabupaten Lombok Tengah
No
Sektor / Komoditi
Unggulan / Tidak
Deskripsi
1
Primer-Perikanan:Perikanan Tangkap
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 1,076.20 Ton
2
Primer-Perkebunan:Kakao
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 85.00 Ton
3
Primer-Perkebunan:Kopi
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 433.00 Ton
4
Primer-Perkebunan:Kelapa
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 11,878.00 Ton
5
Primer-Perkebunan:Jambu Mete
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 621.00 Ton
6
Primer-Perkebunan:Tembakau
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 7,539.00 Ton
7
Primer-Perkebunan:Rumput Laut
Unggulan
Produksi Tahun Terakhir (2006) : 16,070.60 Ton
8
Sekunder-Industri:Industri Kelapa Terpadu
Unggulan
Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Kelapa (11,665.00 Ton)
9
Sekunder-Industri:Industri Pengolahan Daging Sapi
Unggulan
Bahan baku & Ketersediaan di daerah (Untuk Kom. Sekunder Tersier) Sapi (15,374.00 Ton)
10
Sekunder-Industri:Industri Tepung Caragenan
Unggulan
Ketersediaan di daerah Rumput laut (13,055.00 Ton)
Sedangkan lahan untuk pengembangan tanaman jarak ini, maka pemerintah kabupaten Lombok Tengah telah menyiapkan lahan dan kebutuhan bibit. Semuanya dapat di lihat pada table berikut ini.
Table 4: perkiraan kebutuhan bibit jarak dan luas lahan penanaman jarak dari tahun 2006-2010 di kabupaten LOTENG
NO
TAHUN
LUAS PENGEMBANGAN (HA)
KEBUTUHAN BIBIT (BATANG)
1
2006
500
500.000
2
2007
1000
1.000.000
3
2008
15.000
13.000.000
4
2009
15.000
13.000.000
5
2010
14,100
12.100.000
Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2006/2007 (01-6-2007) BPS Provinsi NTB
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
  1. MENGENAL JARAK PAGAR
1. Klasifikasi dan Morfologi
Tanaman jarak pagar termasuk family Euphorbiaceae, satu family dengan karet dan ubi kayu.klasifikasi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut:
Devisi : spermatophita
Subdivisi :Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Species : Jatropha Curcas Linn
Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris, dan bila terluka mengeluarrkan getah. Bagian-bagiab tanaman jarak sebagai berikut :
a. Daun
Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan bersusut 3 atau 5. Dayun tersebar di sepanjang batang. Permukaaan atas dan bawah daun berwarna hijau dengan bagian bawah lebih pucat disbanding permukaan atas. Daunya lebar da berbentuk jantung atau bulat telur melebar, dengan panjang 5-15cm. helai daunnya bertoreh, berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah 5-7 tulang daun utama. Daunnya di hubungkan dengan tangkai daun. Panjang tangkai daun antara 4-15cm. berikut gambar dari daun jarak.
b. Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga jantan. Bunga jantan maupun betina, tersusu dalam rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4mm. benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna kuning . tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya uniseksual. Kadang kala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk cawan berwarrna hijau kekuningan.
c. Buah
Buah tanaman jarak pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur dengan diameter 2-4 cm. panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1cm. buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3 biji.
Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman. Biji inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30-50 % dan mengandung toksin sehingga tidak dapat di makan.
2. Syarat tumbuh
Jarak pagar tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian sekitar 500 m dpl. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah 625 mm/tahun. Namun, tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan antara 300-2380 mm/tahun.
Kisaran suhu yang sesuai untuk bertanam jarak adalah 20-26C. pada daerah dengan suhu terlalu tinggi (di atas 35 C) atau terlalu rendah (di bawah 15 C) akan menghambat pertumbuhan serta menggurangi kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.
Tanaman jarak pagar mempunyai system perakaran yang mampu menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan serta berfungsi sebagai tanaman penahan erosi. Jarak pagar ddapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur dan jnis tanah., baik tanah berbatu, tanah berpasirr, maupun tanah berlempeng atau tanah liat. Di samping itu, jarak pagar juga dapat beradaptasi pada tanah yang kurang subur atau tanah beragam, meiliki drainage baik, tidak tergenang dan pH tanah 5,0 – 6,5.
  1. EKSTRAKSI MINYAK BIJI JARAK PAGAR
Minyak jarak tidak lebih kental dibandingkan minyak nabati lainnya. Komponen terbesar minyak jarak adalah trrigliserida yang mengandung asam lemak oleat dan linoleat. Sdangkan sifat fisik minyak jarak dapat di lihat pada table berikut ini:
Sifat Fisik
Satuan
Nilai
Titik nyala (flash point)
° C
236
Densitas pada 15°C (density at 15°C)
g/cm3
0,9177
Viskositas pada 30°C
Mm2/s
49,15
Residu karbon
%(m/m)
0,34
Kadar abu sulfat
%(m/m)
0.007
Titik tuang
°C
-2,5
Kadar air
Ppm
935
Kadar sulfur
Ppm
<1
Bilangan asam
mg KOH/g
4,75
Bilangan iod
G iod/100g minyak
966,5
  1. Pengepresan Biji Jarak Pagar
Beberapa metode yang dapat di gunakan untk mendapatkan minyak atu lemak dari bahan yang di duga mengandung minyak atau lemak adalah rendering, teknik pengepresan mekanis (mechanical expression ) dan menggunakan pelarut (solvent extraction). Pengepresan mekanis merupakan cara pemisahan minyak dari bahan yang berupa biji-bijian. Cara ini paling sesuai untuk memisahkan minyak dari bahan yang kadar minyaknnya tinggi, yaitu sekitar 30-70%. Minyak jarak pagar terkandung dalam bahan yang berbentuk biji dengan kandungan minyak sekitar 30-70 %. Dengan demikian metode extraksi yang paling sesuai untuk biji jarak yaitu teknik pengepresan mekanis.
a. Pengepresan Hidrolik
Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang dapat di gunakan sekitar 140,6 kg/cm. besaranya tekanan akan mempengaruhi minyak jarak yang di hasilakn. Pada teknik pengepresan hidrolik sebelum di lakukan pengepresan, biji jarak di beri perlakuan pendahuluan berupa pemberian suhu panas atau pemasakan. Pemasakn dapat dilakukan dengan cara pemanasan di oven atupun pengukusan dengan menggunakan uap air (steam). Pemasakan biji jarak bertujuan untuk mengumpalkan protein dalam biji jarak. Penggumpalan protein di perlukan untuk efisiensi ekstraksi.
Umunya pada pengepresan hidrolik jumlah minyak yang dapat di peroleh mencapai 80 % darri kadar minyak yang terdapat pada daging biji.
Diagram alir proses elkstraksi minyak jarak menggunakan metode pengepresan hidrolik adalah sebagai berikut :

















Rounded Rectangle: Kulit biji








b. Pengepresan Berulir
Teknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan teknologi yang lebih maju dan banyak di gunakan di industry pengolahan minyak jarak saat ini. Dengan cara ini biji jarak di press dengan pengepresan berulir (screw) yang berjalan secara kontinu. Pada teknik ini, biji jarak yang akan di ekstaksi tidak perlu di beri perlakukaan pendahuluan. Biji jarak kering yang akan di ekstraksi dapat langsung di masukkan ke dalam screw press. Tipe alat pengepresan berulir yang di gunakan dapat berupa pengepresan berulir tunggal (single screw press). Atau pengepresan bergulir ganda (tuin screw press).
Rendemen minyak jarak yang dihasilakn dengan tteknik pengepresan berulir tunggal sekitar 21- 24 % sementara rendemen minyak jarak yang dihasilkan dnegan teknik pengepresan berulir ganda sekitar 24-27 %.
Salah satu kelebihan pengepresan dnegan menggunakan ulir adalah proses dapat dilakukan secara kontinu, sehingga terekstrak keluar dari biji akaibat pengepresan oleh ulir. Kemudian , minyak dapt keluar dan langsung terpisah dari ampas bungkil yang keluar pada ujung ulir.
c. Kombinasi Pengepresan Mekanis Dengan Extraksi Pelarut
Teknik pengepresan mekanik juga dapat di kombinasikan dnegan teknik ekstraksi menggunakan pelarut. Walaupun mutu yang di hasilakn bila menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut cukup bagus. Tetapi dari segi biaya produksi sangat mahal. Dengan demikian kombinasi metode pengepresan dengan metode ekstraksi pelarut tidak sasuai untuk industry kecil menengah. Kombinasi teknik ini lebih sesuai bila di terapakan untuk industry besar.
Metode kombinasi ini dapat di lihat pada bagan di bawah ini :













Oval: Minyak jarak (21-24 %)











Oval: solvent




Oval: Minyak jarak (6- 9%)

  1. Pemurnian minyak
Tujuan utama pross permurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, mencegah timbuknya warna yang tidak menarik, serta memperpanjang masa simpan minyak sebelum digunakan. Pada poses pembuatan biodiesel dari minyak jarak, minyak dapat di murnikan terlebih dahulu untuk menghilangkan senyawa pengotor yang terkandung di dalam minyak jarak dapat rendahnya kualitas biodiesel yang dihasilkan sehingga mesin disel tidak dapat berjalan dengan baik atau bahkan merusak bagian alat pada mesin disel.
Senyawa pengotoran yang biasa terkandung di dalam minyak jarak diantaranya adalah gum (getah atau lender yang terdiri dari fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin), asam lemakbebas dan senyawa pengotor lainnya.
a. Proses Pemisahan Gum(Degumming)
Pemisahan gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lender yang terdiri dari fospatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin, tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Biasanya proses ini di lakukan dengan cara penambahan asam posfat ke dalam minyak, lalu di panaskan sehingga akan membentuk senyawa fosfolipid yang lebih mudah terpisah darri minyak. Kemudian di susul dengan proses pemusingan (sentrifusi)
b. Proses Pemisahan Asam Lemak Bebas (Netralisasi)
Netralisai adalah suatu proses pemisahan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun. Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakukan dengan cara penyulingan yang di kenal dengan istilah deasidifikasi.
c. Proses Pemucatan (Bleaching)
Pemucatan adalah suatu tahap proses pemurnian minyak untuk mengahsilakn zat-zat warna yang tidak di sukai dalam minyak. Pemucatan dapat dilakukan dengan mencampur minyak dengan sejumaah kecil adsorben, seperti tanah serap (fuller earth) lempung aktif (activated clay) dan arang aktif, atau dapat juga menggunakan bahan kimia. Absorben akan menyerap zat-zat warna pengotor sehingga minyak menjadi lebih jernih. Namun untuk tujuan pembuatan biodiesel, proses ini tidak di perlukan.
d. Proses Penghilangan Bau (Deodorisasi)
Deodorisasi adalah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorisasi, yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan attmosfer atau keadaan pakum. Hanya saja untuk biodiesel, proses ini tidak di perlukan.
  1. PROSES PRODUKSI BIODIESEL
  1. Skala Laboratorium
Pada proses produksi biodiesel skala laboratorium , reaktan yang di perlukan dapat berupa methanol atau etanol. Jenis katalis yang di gunakan adalah katalis KOH dan NaOH. Apabila reaktannya methanol maka perbandingan antara trigdiiserida dan methanol yang di pakai adalah 10 : 1. Katalis yang di gunakan adalah KOH dengan konsentrasi 1 % berdasarkan bobot minyak yang akan diproses. Sementara itu, apabila di gunakan pelarut etanol dengan menerapkan 70% akses (kemurnian 100%) maka perbandingan antara trigliserida dan etanol adalah 5,1 : 1. Berdasarkan bobot trigleserida yang dip roses maka di gunakan 1,3 % KOH.
Pada proses produksi skala kecil (laboratorium) reaksi transesterifikasi dapat di lakukan dalam labu leher 3 (three-neckedflask) atau bejana lain yang terbuat dari kaca atau plastic berkapasitas 1-2 leter yang dilengkapi dengan kondensor refluks, thermometer dan saluran pengambilan sampel. Bejana tersebut di tempatkan pada water bath (bak air) dengan suhu konstan (55-60 °C) pengaduan dilakukan dengan menggunakan magnetic stirrer atau motor pengaduk yang telah di atur pada laju pengadukan 150-200rpm.
  1. Penggandaan Skala (Scale Up)
Penggandaan skala di perlukan untuk meningkatkan skala produksi biodiesel dari minyak jarak pagar pada kapasitas laboratorium menjadi skala yang lebih besar (pilot plant atau industry). Melalui penggandaan skala akan di peroleh rancangan proses produksi biodiesel kapasitas yang lebih besar untuk mutu atau kwalitas produk biodiesel yang sama dengan produksi skala laboratorium.
  1. Skala Pilot Plant
Roduksi biodiesel skala pilot palant merupakan pengembangan dari proses produksi skala laoratorium yang telah oftimal. Proses produksi biodiesel meliputi tiga tahap, yaitu tanssesterifikasi, terigteserida dengan alcohol, seperasi hasil ester dan gliserin, serta pencucian dan pengeringan. Berikut ini di sajikan diagram alir produksi biodiesel skala pilot palant.
  1. Skala Industri
Prose biodiesel skala industry dapat di gambarkan pada diagram proses di bawah ini. Walaupun pelarut yang di gunakan adalah etanol, tetapi secara keseluruhan alur prosesnya sama bila menggunakan jenis pelarut alcohol lainnya.
Untuk proses pembuatan biodiesel secara umum dapat di lihat pada bagan di bawah ini :














Pemanasan







Gliserol



Sedangkan untuk reaksi transsesterifikasinya adalah sebagai berikut :
  1. STANDAR MUTU BIODIESEL INDONESIA
Beberapa Negara telah menaetapkan standar biodiesel. Penetapan standar biodiesel antara satu Negara dengan Negara lainnya berbeda. Standar ini di sesuaikan dengan iklim dan kondisi masing-masing. Namun Pada table di bawah ini penulis hanya menyajikan standar mutu biodiesel Indonesia yaitu sebagai berikut:
No
Parameter dan Satuannya
Batas Nilai
Metode uji
Metode Setara
1
Masa jenis pada 40°C,kg/m3
850-890
ASTM D 1298
ISO 3675
2
Viskos, kinem, pada 40°C.mm2/s (cSt)
2,3-6,0
ASTM D 445
ISO 3104
3
Angka setana
Min, 51
ASTM D 613
ISO 5165
4
Titik nyala (mangkuk tertutup) °C
Min 100
ASTM D 93
ISO 2710
5
Titik kabut °C
Maks. 18
ASTM D 2500
-
6
Korosi Bilah Tembaga (3 JAM. 50°C)
Maks. No 3
ASTM D 130
ISO 2160
7
Residu karbon (%-b)
Maks 0,05
ASTM D 4530
-
-Dalam contoh asli
Maks 0,05
-
ISO 10370
-Dalam 10% ampas distilasi
Maks 0.05


8
Air dan sedimen, % v
Maks 0,05
ASTM D 2709

9
Temperatur distilasi 90% °c
Maks. 360
ASTM D 1160

10
Abu tersulvaktan % b
Maks. 0,02
ASTM D 874
ISO 3987
11
Belerang, ppm-b (mg/kg)
Maks 100
ASTM D 5453
PrEN ISO 20844
12
Posfor ppm-b (mg/kg)
Maks. 10
AOCS Ca 12-55
FBI-A02-03
13
Angka asam (mg-koh/g
Maks. 0.8
AOCS Cd 3-63
FBIA01-03
14
Gliserol bebas, %b
Maks.0,02
AOCS CA 14-56
FBI-A02-03
15
Gliserol total, %b
Maks. 0,24
AOCS Ca 14-56
FBI-A03-03
16
Kadar ester alkil, %b
Min. 96,5
Dihitung
FBI-A03-03
17
Angka iiodium, %b (g-12/100g)
Maks 115
AOCS Cd 1-25
FBI-A04-03
18
Uji halphen
Negatif
AOCS Cb 1-25
FBI-A06-03
  1. PEMANFAATNA HASIL SAMPING DAN LIMBAH JARAK PAGAR
1. Arang Aktif
Kulit biji jarak merupakan salah satu produk sampingan yang di hasilakn pada proses ekstraksi biji jarak pagar untuk memproduksi minyak jarak(jatropha oil). Kulit biji jarak pagar dapat di manfaatkan untuk pembuatan arang aktif bila pada proses ekstraksinya kulit dari daging biji di pisahkan terlebih dahulu. Bagian kulit pada jarak sekitar 35-42 %. Kulit biji jarak pagar banyak mengandung karbon sehingga dapat di manfaatkan sebagai bahan bakar untuk memasak dan arang aktif .
2. Kompos
Limbah tanaman jarak pagar yang belum termanfaatkan berupa daun, dahan, ranting, kulit buah jarak, dan bungkil dapat di olah menjadi kompos. Kompos adalah pupuk organic yang di buat melalui proses pengoomposan. Pengomposan di definisikan sebagai penguraian dan pemantapan baha-bahan organic secara biologis. Hasil akhirnya berupa produk yang stabil sehingga baik di gunakan untuk menggempurkan tanah, baik sebagai pupuk maupun conditioner tanah tanpa merugikan lingkungan.
3. Sabun
Kandungan minyak pada biji jarak pagar sekitar 30 %. Usaha pemanfaatn minyak jarak akan memberikan nilai tambah lebih besar dengan cara pengolahannya menjadi produk sabun.
Pemanfaatan minyak jarak menjadi produk sabun merupakan upaya yang paling menarik dan ekonomis. Hal ini di karenakan sabun di butuhkan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci muka, dan aktivitas lainnya. Sebagaimana minyak nabati lainnya, minyak jarak dapat di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena mampu memberikan efek pembusaan yang sangat baik dan memberikan efek positif terhadap kulit.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN MASALAH
Pada dasarnya jarak pagar sudah lama di kenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu mulai pada tahun 1942 yang di perkenalkan oleh jepang yang ketika itu menjajah bangsa Indonesia. Pada masa itu Jepang memanfaatkan minyak Jarak sebagai bahan bakar kendaraan perang mereka. Dengan adanya hal ini, seharusnya kita sebagai masyarakat indonesiaharus sudah bisa memanfaatkan hasil pertanian Jarak Pagar ini. Namun kenyataannya, pengembangan minyak jarak ini mulai di kembangkan dari tahun2005.
Apabila kita melihat dari segi keadaan tanah Indonesia, tanaman jarak pagar ini sangat cocok untuk di kembangkan, bahkan apabila kita melihat keadaan wilayah kabupaten LOTENG pada khususnya, bahwa potensi pengembangan jarak pagar sangat besar, sehingga sangat baguslah ketika pemerintah provensi NTB menargetkan provensi NTB pada tahun 2010 akan menjadi provensi Jarak, dan lebih khusus lagi kabupaten Loteng akan menjadi kabupaten jarak.
Apabila kita meliahat dari manfaat tanaman jarak ini, maka sangatlah banyak dan begitu besar memberikan andil bagi perkembangan perekonomian Negara kita. Salah satunya adalah pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel yang bisa di gunakan sebagai alternative BBM. Selain itu juga, bahwa limbah minyak jarak ini tidak akan di buang begitu saja, namun limbah ini masih bisa di olah lagi menjadi sabun jarak yang sangat baik. Dan yang dapat memberikan semangat untuk mengembagkan potensi tanaman jarak ini adalah metode penanamannya tidak terlalu rumit dan sangat sederhana, sehingga semua petani bisa membudidayakannya secara tradisional di perkebunan rakyat.
Setelah kita melihat semua potensi dan manfaat dari tanaman jarak di atas, maka yang menjadi masalh terbesar di sini adalah, masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya semua itu, selain itu juga masyarakat masih belum tahu bagaimana pengolahan biji jarak tersebut, sehingga biasanya di derah perkampungan, banyak di antaranya menggunakan tenaman jarak ini sebgai pagar halam rumah mereka, sehingga seharusnyalah kita sebagai seorang calon Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) bias memperkenalkan manfaat biji jarak ini kepada masyarakat nanti.
Namun setelah penulis melihat table target pemerintah provensi NBT untuk mengmbangkan tanaman jarak ini, bias membuat penulis sedikit lega dan penulis berharap semua yang di targetkan itu bisa terlaksana dengan baik. Akan tetapi semua harapan ini berkurang ketika, penulis melihat berita di media cetak Lombok Post yang mengatakan bahwa “MATARAM - Enam unit mesin pengolah biji jarak bantuan Jepang, Departemen Perindustrian dan Departemen Energi Sumber Daya Mineral keseluruhan senilai Rp1 miliar, mubazir.Mesin-mesin ini adalah bagian dari proyek prestisius Pemerintah Provinsi untuk menjadikan Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai Propinsi Jarak, belum pernah digunakan menganggur di Kabupaten Dompu satu unit, Kabupaten Lombok Timur satu unit, dan masing-masing dua unit di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Barat.”
Berita ini menunjukkan bahwa pemerintah juga kurang serius menanggapi potensi tanaman jarak ini. Potensi tanaman jarak masih sedikit sekali pemanfaatnnya, padahal apabila kita melihat bagaimana pentingnya tanaman ini, yaitu bisa menggantikan fungsi dari minyak diesel/ solar. Selain itu juga, proses pengolahan minyak jarak menjadi biodiesel tidak terlalu rumit, bahkan bisa di katakan sederhana. Dan melihat dari modal produksi cukup mahal, akan tetapi hal ini akan sebanding dengan hasil yang di peroleh nantinya. Akan tetapi kesadaran masyarakat masih kurang.
Selain masalah di atas, masih terdapat satu masalah yang penulis rasa perlu di bahas. Ketika nantinya, semua program pengembangan minyak jarak ini terlaksana, maka semua tenaga ahli yang akan di gunakan bisa di katakana akan berasal dari luar daerh, bahkan dari luar negeri. Hal ini di karenakan oleh, kurangnya pengetahuan kita dalam mengolah tanaman jarak. Untuk itulah, seharusnya kita mempelajari semuanya,agar kita bisa untuk memanfaatkan semua potensi ini.
Setelah membahas dari segi sumber daya manusianya, penulis akan membahas masalah kesalahan teknis yang terjadi ketika pemprosesan minyak jarak ini yaitu biasanya para petani memetik buahnya satu persatu. Seharusnya langkah yang efiktif itu adalah memetik satu buah tangkai yang terdapat buah, dengan syarat dalam satu tangkai itu terdapat 50 % buah sudah masak.
Selain masalah pemanenan terdapat masalh pengeringan Masalah itu adalah cara pengeringan yang kurang efektif, sehingga minyak jarak yang di hasilakn kurang baik. Pengeringan harus sampai kandungan airnya mencapai 5-7 %, karena ketika kandungan airnya lebih dari itu maka akan terjadi pembusukan dan bercendawaan.
B. PEMECAHAN MASALAH
Dari beberapa permasalahan di selanjutnya penulis akan mencoba untuk mencari solusi agar masalah tersebut dapat terselesaikan.
Pertama, salah satu langkah yang baik untuk menambah pengetahuan masyarakat adalah dengan memberikan penyuluhan, seberapa penting tanaman jarak ini untuk kehidupan masyarakat. Selain itu masyarakat juga di berikan pengetahuan bagaimana mengolah tanaman jarak ini agar kemudian banyak petani yang bisa menanam tanaman jarak pagar ini.
Kedua, pemerintah perlu memaksimalkan semua potensi yang ada, sperti lahan yang banyak dapat di gunakan, dan semua peralatan dapat di gunakan denagn maksimal.
Ketiga, pengeringan biji jarak harus di sesuaikan, jangan sampai masih banyak terdapat kandungan air di atas standar. Selain itu, setelah selesai di keringkan, diusahakan agar langsung dip roses menjadi minyak jarak.
Kempat, para ilmuan harus menambah penelitian dan memeberikan pengetahuan bagi para siswa agar menjadi penerus, sehingga Indonesia tidak kekurangan tenaga ilmuan.
Kelima, penulis memberikan solusi untuk menggunakan analisis SWOT, yaitu
1. Strength (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
3. Opportunities (kesempatan)
4. Threats (Ancaman)
Maksud dari analisis SWOT ini adalah :
1. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan )
2. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi)
3. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)
4. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)
Dengan analisis SWOT ini, maka kita bisa memenejemen semua hal yang terkait dengan tenaman jarak ini, yaitu dari pembibitannya, sampai pemasarannya atau pemanfaatnnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di tarik beberpa kesimpulan sebagai berikut :
1) Tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang penuh dengan manfaat seperti minyaknya sebagai bahan biodiesel, dan bahan baku sabun jarak, namun kurangnya pengetahuan masyarakat membuat terhambatnya potensi ini.
2) Biodiesel merupakan salah satu bahan alternative untuk menggatikan bensin ketika BBM mulai berkurang nantinya.
B. Saran
Di sarankan kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan potensi tanaman jarak ini, karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar.
Saran yang kedua, penulis tujukan kepadda, teman-teman TPL, agar ketika kita menyuluh nanti, kita harus memiliki pengetahuan yang banyak agar menjadi tenaga penyuluh yang propesional.


DAFTAR PUSTAKA
http//www.bkbm.go.id._Copyright © 2006 Direktorat Pengembangan
Potensi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Tim penyusun. 2006. Jarak pagar tanaman penghasil biodiesel. Penebar
Swadaya.Jakarta
http//www.lomboknews.com

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms